Backpacker Hostel Pilihan Kami di New Zealand
Bumbles Backpacker Queenstown |
Sejak mulai travelling ala backpacker, saya pun mulai
familiar dengan backpacker hostel. Ini adalah pilihan yang masuk akal ketika
kita bepergian ke negara-negara maju khususnya yang biaya hidupnya sangat tinggi.
Biaya hotel pun sangat mahal, apalagi karena kita seringkali hanya sebentar di
hotel, tiba sudah malam serta keesokan paginya sudah berangkat.
Hostel backpacker di New Zealand rata-rata sama seperti
hostel backpacker lainnya di seluruh dunia. Tersedia kamar-kamar dorm, ada yang
dipisahkan antara wanita dan pria, ada juga yang mixed. Selain dorm, seringkali
ada juga private room, tapi mostly hanya satu atau dua kamar, dan tentu saja
lebih mahal daripada dorm. Untuk dorm di sini, rata-rata harga per person
sekitar Rp 300 ribu.
Karena itu tidak usah mengharapkan kenyamanan seperti hotel.
Kasurnya seringkali tipis sehingga bila ada yang memberikan kasur empuk pasti
langsung akan di-mention di TripAdvisor. Kamar mandi pun seringkali berada di
luar kamar, jadi cukup sedikit ruang untuk pribadi, sebagian besar menyediakan
ruang duduk untuk digunakan bersama-sama.
Yang menurut saya unik dan menonjol dari hostel-hostel yang
kami inapi di NZ ini, adalah dapurnya! Kebanyakan memiliki dapur yang sangat
luas, kitchen set yang besar-besar, serta peralatan memasak dan makan yang
lengkap. Mulai dari panci, kuali berbagai ukuran, penggorengan, talenan,
piring, mangkok dan sendok garpu serta gelas, semua tersedia.
Dapur yang lengkap ini biasanya juga digunakan secara
maksimal. Di hostel-hostel yang kami inapi, mostly traveler memasak. Ada yang
jago masak seperti teman kami, tapi ada juga yang hanya masak mie instan. Dapur
menjadi tempat pertemuan kita dengan traveler-traveler dari berbagai negara,
banyak wajah-wajah Barat namun ada juga dari Asia seperti dari Taiwan, China,
maupun Korea.
Karena ini adalah public area, maka aturan-aturan untuk
kenyamanan bersama pun banyak tertempel di dinding. Misalnya, semua yang
menggunakan peralatan dapur harus mencuci sendiri. Semua harus diletakkan
sesuai dengan tempat yang telah ditentukan.
Di dapur-dapur itu juga biasanya tersedia rak-rak tempat
para penghuni “kos-kosan” menyimpan barang mereka. Selain di kulkas, ada juga
rak yang disediakan untuk menyimpan bahan makanan, seperti roti tawar, mie
instan, bumbu masak, minyak goreng, dll. Biasanya tertulis nama pemilik serta
duration stay di hostel. Bila pemilik tersebut sudah check out, biasanya bahan
makanan miliknya bisa digunakan oleh yang lain. Kita juga sering menggunakan
sedikit bumbu masak milik orang lain, serta meninggalkan punya kita pada hostel
terakhir yang kita tinggalkan.
Ups, kasih tahu gak
ya..
Selain dapur, satu hal lagi yang unik mengenai hostel-hostel
ini adalah… hmmm kasih tahu gak ya…
Jadi ada salah seorang teman kami yang kebetulan bisa
melihat “penampakan”. Masalahnya, kami diceritain pula! Bahkan di-describe,
hantunya wanita berpakaian ala zaman Victoria… nah lho.. orang Inggris kali ya yang
dulu datang ke Selandia Baru.
Tenang saja, saya tidak akan kasih tahu yang mana yang ada
hantunya. Di bawah ini saya berikan daftar backpacker hostel pilihan kami di
kota-kota yang kami singgahi, lengkap juga dengan harganya pada saat kami beli.
Silakan kamu tebak sendiri ya mana yang ada penampakan dan mana yang enggak..
hehehhe
Tiki Lodge Lake Taupo |
1. Tiki lodge Lake Taupo (Foto kedua, dok pribadi), Rp 312.300
“Highly recommended, good choice!”
I like the atmosphere here. It's quite and has an ambiance for adventure and outdoor activities. And I especially like the kitchen, and there's a stove for barbeque.. We really enjoyed our stay here :) -- There's also a supermarket nearby where you can get fresh fruit and vegetables.
2. Dwellington, Wellington, Rp 260.000
3. Noah Backpacker, Greymouth, Rp 250.000
4. YHA Te Anau, Rp 292.000
YHA singkatan dari Youth Hostels Association, merupakan jaringan internasional yang pertama kali berdiri di Jerman, serta banyak cabangnya di negara Eropa , dan kemudian juga di Australia dan New Zealand. Di NZ sendiri sejak berdiri tahun 1932 sekarang mengoperasikan 17 hostel, bekerja sama dengan Hosteling International. Hampir di setiap kota pariwisata akan ada YHA-nya, kita juga bisa mendaftar menjadi member untuk mendapatkan fasilitas khusus member YHA. Salah satu fasilitas yang penting di sini adalah Free Wifi. Jadi kalau kita menginap di YHA dan bukan member, kita tidak dapat free wifi. Selengkapnya bisa dibaca di sini.
5. Bumbles Backpackers (foto pertama, dari website Bumble), Rp 322.700
Bagi saya Bumbles ini adalah yang terbaik karena lokasinya yang dekat banget dengan pusat keramaian, serta memberikan view danau yang spektakuler.
Ini review saya di Google:
“One of the best backpacker hostel i've stayed in New Zealand. Highly recommended for the nice location and the affordable price.”
6. YHA Lake Tekapo, Rp 322.700
7. Bounce Sydney, (harga hampir sama kok, 300-an juga, sorry catatan hilang :D)
Selain lokasinya yang oke banget (Dekat Central Station), Bounce memiliki ruang publik yang sangat luas, terdiri dari sofa-sofa nyaman, ada yang indoor dan outdoor (bagi yang mau merokok). Malam hari tempat ini bisa berubah menjadi semacam pub hahaha.
Baca juga:
Comments
Post a Comment