San Diego Hills, Pelopor Industri Pekuburan Modern di Indonesia
Beberapa saat yang lalu tidak sengaja saya melihat iklan lowongan “Cemetery Sales Person” di harian Kompas. Langsung saja pikiran saya mengaitkan lowongan ini dengan San Diego Hills, pekuburan modern ala Amerika milik grup Lippo.
Mengapa demikian, karena setahu saya, hingga saat ini belum ada pekuburan lain yang menawarkan produknya dalam suatu aktivitas sales. Biasanya, setelah seorang meninggal, barulah diurusi oleh rumah sakit atau yayasan masalah penguburannya. San Diego menawarkan konsep baru, yaitu pembelian pre-need (sebelum dibutuhkan) dan ditawarkan oleh salesperson, secara cukup agresif.
Salesperson yang dibutuhkan di sini bukanlah salesperson biasa, karena selain memahami product knowledge, salesperson ini juga harus bisa meyakinkan seorang calon pembeli untuk berubah paradigma. Membeli kuburan sebelum meninggal, bukan konsep yang mudah diterima masyarakat Indonesia.
Ketika awal saya dan teman-teman mendapat penjelasan tentang San Diego, kami merasa aneh. Konsep pekuburan modern yang bebas dari rasa angker dan bahkan dapat menjadi tempat rekreasi pun masih terasa aneh bagi kami. Teman-teman yang kurang luas pergaulannya dengan mudah berpikir “pasti itu kuburan Cina.”
Ternyata mereka salah sangka. San Diego dibangun dengan konsep Amerika, dengan nisan yang sederhana dan di padang rumput yang hijau. Dia juga menawarkan produk pemakaman untuk segala agama, mulai dari Kristen, Islam, Buddha, dan lain-lain. Bahkan cara menyimpan jenazah dalam bentuk abu kremasi dan mausoleum juga ada.
Kompleks pemakaman dibangun dengan modern, dengan restoran dan taman yang indah sehingga dapat menjadi tempat berziarah sambil berekreasi. Lokasinya juga tidak sulit dijangkau, tidak jauh dari tol Karawang.
Bagi yang tidak pernah kehilangan anggota keluarga (terutama keluarga inti) tidak tahu bagaimana rasanya kerinduan mengunjungi makam. Bagi saya, mengunjungi makam adik adalah salah satu kegiatan rutin satu atau dua bulan sekali. Dan biasanya kami sambil berekreasi di kompleks makam itu maupun di tempat sekitarnya. Itulah sebabnya kompleks makam yang asri dan tidak angker sangat penting.
Maka meskipun tidak ada anggota keluarga kami yang dimakamkan di San Diego Hills, saya tidak merasa heran ketika mendengar informasi bahwa penjualan San Diego sangat baik. Sesuai dengan konsepnya, maka yang paling laku ternyata adalah pemakaman Kristen. (Bukan ala Chinese)
Saya sendiri, masih nabung untuk membeli rumah untuk kehidupan saat ini. Untuk rumah masa depan, nanti dulu lah…
(Foto: Kemacetan di TPU Pondok Rangon pada hari libur)
Beberapa saat yang lalu tidak sengaja saya melihat iklan lowongan “Cemetery Sales Person” di harian Kompas. Langsung saja pikiran saya mengaitkan lowongan ini dengan San Diego Hills, pekuburan modern ala Amerika milik grup Lippo.
Mengapa demikian, karena setahu saya, hingga saat ini belum ada pekuburan lain yang menawarkan produknya dalam suatu aktivitas sales. Biasanya, setelah seorang meninggal, barulah diurusi oleh rumah sakit atau yayasan masalah penguburannya. San Diego menawarkan konsep baru, yaitu pembelian pre-need (sebelum dibutuhkan) dan ditawarkan oleh salesperson, secara cukup agresif.
Salesperson yang dibutuhkan di sini bukanlah salesperson biasa, karena selain memahami product knowledge, salesperson ini juga harus bisa meyakinkan seorang calon pembeli untuk berubah paradigma. Membeli kuburan sebelum meninggal, bukan konsep yang mudah diterima masyarakat Indonesia.
Ketika awal saya dan teman-teman mendapat penjelasan tentang San Diego, kami merasa aneh. Konsep pekuburan modern yang bebas dari rasa angker dan bahkan dapat menjadi tempat rekreasi pun masih terasa aneh bagi kami. Teman-teman yang kurang luas pergaulannya dengan mudah berpikir “pasti itu kuburan Cina.”
Ternyata mereka salah sangka. San Diego dibangun dengan konsep Amerika, dengan nisan yang sederhana dan di padang rumput yang hijau. Dia juga menawarkan produk pemakaman untuk segala agama, mulai dari Kristen, Islam, Buddha, dan lain-lain. Bahkan cara menyimpan jenazah dalam bentuk abu kremasi dan mausoleum juga ada.
Kompleks pemakaman dibangun dengan modern, dengan restoran dan taman yang indah sehingga dapat menjadi tempat berziarah sambil berekreasi. Lokasinya juga tidak sulit dijangkau, tidak jauh dari tol Karawang.
Bagi yang tidak pernah kehilangan anggota keluarga (terutama keluarga inti) tidak tahu bagaimana rasanya kerinduan mengunjungi makam. Bagi saya, mengunjungi makam adik adalah salah satu kegiatan rutin satu atau dua bulan sekali. Dan biasanya kami sambil berekreasi di kompleks makam itu maupun di tempat sekitarnya. Itulah sebabnya kompleks makam yang asri dan tidak angker sangat penting.
Maka meskipun tidak ada anggota keluarga kami yang dimakamkan di San Diego Hills, saya tidak merasa heran ketika mendengar informasi bahwa penjualan San Diego sangat baik. Sesuai dengan konsepnya, maka yang paling laku ternyata adalah pemakaman Kristen. (Bukan ala Chinese)
Saya sendiri, masih nabung untuk membeli rumah untuk kehidupan saat ini. Untuk rumah masa depan, nanti dulu lah…
(Foto: Kemacetan di TPU Pondok Rangon pada hari libur)
Comments
Post a Comment