Angkor What?
Angkor Wat, Cambodia
Batu yang besar-besar dan tua ini tahu rahasiaku. Mereka yang tak pernah pulang ke rumah selama hampir seribu tahun ini adalah penjaga segala rahasia alam dan juga rahasia manusia. Mereka tahu mengapa langit demikian biru dan danau ini begitu damai ketika kau berada di dekatku. Mereka tahu tentang seorang anak yang tersesat karena tak pernah tahu apa yang dicari dan tak kunjung mau beranjak dewasa. Mereka adalah penyimpan rahasia yang bijak dan bisa dipercaya. Mereka adalah penunggu zaman berganti zaman yang paling setia.
Maka seperti halnya Suryavarman II mengabadikan kenangan-kenangan khusus di antara batu-batu kokoh itu pada tahun 1113 hingga 1150, aku pun ingin menyelipkan beberapa lembar kenangan yang tak boleh terucap. Sebagian kenangan telah tersimpan dalam giga-gigabyte harddisk komputer. Sebagian telah menjadi wallpaper dan screensaver. Sebagian lagi terekam dalam kata-kata murahan seperti ini. Sisanya hanya boleh bersemayam di hati, selamanya, dan terkubur bersama puing-puing batu yang mencoba bertahan melawan waktu.
Singkat cerita, sampailah keenam manusia itu di Angkor Wat. Angkor Wat sempat menjadi salah satu dari 21 finalis kandidat the New 7 Wonders of the World yang sudah diumumkan tanggal 7 Juli 2007 yang lalu. Selain itu, kompleks Angkor Wat juga terangkat popularitasnya karena pernah menjadi lokasi syuting Tomb Raider (Angelina Jolie). Hal ini tentu saja mendongkrak jumlah pengunjung tempat wisata itu dan juga menginspirasi Jolie kami untuk mengunjunginya.
Setelah travelling 32 jam (Hanoi-Saigon) dan 6 jam (Saigon-Phnom Penh) dan 6 jam lagi (Phnom Penh-Siem Reap), maka hanya tersisa beberapa jam bagi kita untuk mengeksplore kompleks Angkor Wat, yang disebut sebagai kompleks kuil suci terbesar di dunia. Di dalam kompleks ini terdapat temple-temple besar dan juga sisa-sisa warisan alam yang terpelihara seperti danau dan pohon-pohon besar yang diduga usianya mencapai ribuan tahun.
Bila dibandingkan dengan Borobudur dan Prambanan, kurasa di situlah letak kelebihan Angkor Wat complex. Temple yang paling terkenal tentu saja Angkor Wat, lalu ada juga Angkor Thom yang dulu adalah istana raja. Kompleks Angkor Wat itu dulu adalah sebuah ibukota kerajaan, lalu kompleks itu dibersihkan menjadi tempat tujuan wisata.
Pemerintah Cambodia sangat menyadari pentingnya tempat ini bagi pariwisata dan perekonomian bangsanya. Bagaimana tidak, visa untuk masuk Cambodia saja 24 USD (wajar sih visa harganya segituan, tapi untuk warga Malaysia tidak perlu visa untuk masuk Cambodia, kenapa Indonesia perlu ya. Hiks). Lalu tiket masuk Angkor Wat untuk 1 hari 20 USD (ada juga paket yang 2 hari dan 3 hari). Kemudian, karena kompleks-nya besar, kita harus menyewa tuk-tuk yang itungannya per hari 10 USD untuk mengelilingi kompleks Angkor Wat.
Jadi inget pada waktu di Phnom Penh kami datang ke sebuah agent travel untuk mempersiapkan tiket pulang dan lain-lain, sekaligus menanyakan harga-harga di atas. Kami memesan tiket pulang (melalui Singapore). Flight Siem Reap-Singapore sekitar 1 jutaan (lupa tepatnya berapa), dan airport tax saja 25 USD. Wah mahal banget... saat itulah gw merasa diperas pemerintah Cambodia. Dan lucunya, pada saat yang sama, kebetulan dapat SMS dari bos gw. Bunyinya "Lagi happy-happy ya.."
Wah, aku lagi bokek. Hampir saja aku tidak bisa pulang dan mencari pekerjaan di sini, pak. Pikirku dalam hati. Kemarin kami melihat cafe-cafe di Saigon yang menerima waitress. Udah pengen ngelamar aja, biar dapat uang saku tambahan sehingga jalan-jalannya bisa lebih lama...hehehe.
Kami hanya punya waktu dari jam 14.30 hingga 17.30 karena Angkor Wat tutup jam 17.30. Sampai jam 17.30 kami masih sulit meninggalkan tempat itu. Masih foto-foto dan berjalan-jalan di Ta Phrom, tempat yang ada pohon-pohon besar yang pernah tampil di film Tomb Raider itu. Hingga ada petugas yang mengusir, baru deh rela keluar.
Dari sana, kami meng-extend penyewaan tuk-tuk untuk mengantar kami keliling kota Siem Reap. Kota yang berdebu itu menjadi hidup karena Angkor Wat. Hotel-hotel, cafe-cafe dan kehidupan malam. Sebagian besar di antara mereka menggunakan nama Angkor. Termasuk salah satu bar yang terkenal di sana memakai nama Angkor What? Cafe. Dan hotel yang kami inapi malam itu bernama Angkor Thom Hotel. Bir yang gw minum di sana, bir yang terkenal di sana, adalah Angkor Beer.
Next: Got Sick in Singapore, Home Sweet Home Batam
Batu yang besar-besar dan tua ini tahu rahasiaku. Mereka yang tak pernah pulang ke rumah selama hampir seribu tahun ini adalah penjaga segala rahasia alam dan juga rahasia manusia. Mereka tahu mengapa langit demikian biru dan danau ini begitu damai ketika kau berada di dekatku. Mereka tahu tentang seorang anak yang tersesat karena tak pernah tahu apa yang dicari dan tak kunjung mau beranjak dewasa. Mereka adalah penyimpan rahasia yang bijak dan bisa dipercaya. Mereka adalah penunggu zaman berganti zaman yang paling setia.
Maka seperti halnya Suryavarman II mengabadikan kenangan-kenangan khusus di antara batu-batu kokoh itu pada tahun 1113 hingga 1150, aku pun ingin menyelipkan beberapa lembar kenangan yang tak boleh terucap. Sebagian kenangan telah tersimpan dalam giga-gigabyte harddisk komputer. Sebagian telah menjadi wallpaper dan screensaver. Sebagian lagi terekam dalam kata-kata murahan seperti ini. Sisanya hanya boleh bersemayam di hati, selamanya, dan terkubur bersama puing-puing batu yang mencoba bertahan melawan waktu.
Singkat cerita, sampailah keenam manusia itu di Angkor Wat. Angkor Wat sempat menjadi salah satu dari 21 finalis kandidat the New 7 Wonders of the World yang sudah diumumkan tanggal 7 Juli 2007 yang lalu. Selain itu, kompleks Angkor Wat juga terangkat popularitasnya karena pernah menjadi lokasi syuting Tomb Raider (Angelina Jolie). Hal ini tentu saja mendongkrak jumlah pengunjung tempat wisata itu dan juga menginspirasi Jolie kami untuk mengunjunginya.
Setelah travelling 32 jam (Hanoi-Saigon) dan 6 jam (Saigon-Phnom Penh) dan 6 jam lagi (Phnom Penh-Siem Reap), maka hanya tersisa beberapa jam bagi kita untuk mengeksplore kompleks Angkor Wat, yang disebut sebagai kompleks kuil suci terbesar di dunia. Di dalam kompleks ini terdapat temple-temple besar dan juga sisa-sisa warisan alam yang terpelihara seperti danau dan pohon-pohon besar yang diduga usianya mencapai ribuan tahun.
Bila dibandingkan dengan Borobudur dan Prambanan, kurasa di situlah letak kelebihan Angkor Wat complex. Temple yang paling terkenal tentu saja Angkor Wat, lalu ada juga Angkor Thom yang dulu adalah istana raja. Kompleks Angkor Wat itu dulu adalah sebuah ibukota kerajaan, lalu kompleks itu dibersihkan menjadi tempat tujuan wisata.
Pemerintah Cambodia sangat menyadari pentingnya tempat ini bagi pariwisata dan perekonomian bangsanya. Bagaimana tidak, visa untuk masuk Cambodia saja 24 USD (wajar sih visa harganya segituan, tapi untuk warga Malaysia tidak perlu visa untuk masuk Cambodia, kenapa Indonesia perlu ya. Hiks). Lalu tiket masuk Angkor Wat untuk 1 hari 20 USD (ada juga paket yang 2 hari dan 3 hari). Kemudian, karena kompleks-nya besar, kita harus menyewa tuk-tuk yang itungannya per hari 10 USD untuk mengelilingi kompleks Angkor Wat.
Jadi inget pada waktu di Phnom Penh kami datang ke sebuah agent travel untuk mempersiapkan tiket pulang dan lain-lain, sekaligus menanyakan harga-harga di atas. Kami memesan tiket pulang (melalui Singapore). Flight Siem Reap-Singapore sekitar 1 jutaan (lupa tepatnya berapa), dan airport tax saja 25 USD. Wah mahal banget... saat itulah gw merasa diperas pemerintah Cambodia. Dan lucunya, pada saat yang sama, kebetulan dapat SMS dari bos gw. Bunyinya "Lagi happy-happy ya.."
Wah, aku lagi bokek. Hampir saja aku tidak bisa pulang dan mencari pekerjaan di sini, pak. Pikirku dalam hati. Kemarin kami melihat cafe-cafe di Saigon yang menerima waitress. Udah pengen ngelamar aja, biar dapat uang saku tambahan sehingga jalan-jalannya bisa lebih lama...hehehe.
Kami hanya punya waktu dari jam 14.30 hingga 17.30 karena Angkor Wat tutup jam 17.30. Sampai jam 17.30 kami masih sulit meninggalkan tempat itu. Masih foto-foto dan berjalan-jalan di Ta Phrom, tempat yang ada pohon-pohon besar yang pernah tampil di film Tomb Raider itu. Hingga ada petugas yang mengusir, baru deh rela keluar.
Dari sana, kami meng-extend penyewaan tuk-tuk untuk mengantar kami keliling kota Siem Reap. Kota yang berdebu itu menjadi hidup karena Angkor Wat. Hotel-hotel, cafe-cafe dan kehidupan malam. Sebagian besar di antara mereka menggunakan nama Angkor. Termasuk salah satu bar yang terkenal di sana memakai nama Angkor What? Cafe. Dan hotel yang kami inapi malam itu bernama Angkor Thom Hotel. Bir yang gw minum di sana, bir yang terkenal di sana, adalah Angkor Beer.
Next: Got Sick in Singapore, Home Sweet Home Batam
Comments
Post a Comment